Sabtu, 27 Desember 2014

Kroto Agar Tetap Awet




Kroto  yang kualitasnya bagus menjadi dambaan bagi kicau mania dimana pun anda berada. Pasti para kicau mania sudah tahu alasannya, ya itu dikarenakan jenis kroto yang bagus serta fresh dapat memberikan pengaruh besar pada kualitas nada kicauan  yang dihasilkan oleh burung yang paling anda sayangi. anda pasti tidak ingin kan, dikarenakan kroto yang dimiliki kurang berkualitas, yang akan merubah kualitas nada kicauan burung. ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar kroto bisa menjadi awet, artikel kali ini akan  menjelaskan empat cara dalam pengawetan kroto: dua diantaranya tanpa menggunakan media pendinginan. Namun perlu diingat, tips ini sebaiknya hanya digunakan dalam situasi kroto memang susah didapatkan di pasaran. Bagaimana pun, kroto segar tetap menu terbaik untuk burung berkicau.
Kroto memang sangat dibutuhkan untuk burung berkicau, terlebih pada burung bakalan atau masih menjalani latihan makan voer. Burung-burung dewasa pun membutuhkan extra fooding ini untuk menjaga kondisi dan staminanya agar tetap mampu menghasilkan suara secara prima.

Kalau kita membeli kroto di pasar / kios burung, biasanya hanya mampu bertahan selama 1-2 hari saja. Mungkin hal ini tidak menjadi masalah kalau kita mudah memperoleh kroto di pasaran. Kalau kroto mulai sulit dijumpai di kios atau pasar burung, ini bisa menjadi persoalan besar bagi burung kesayangan Anda di rumah.

Ketika situasi ini dijumpai di daerah Anda, solusi yang bisa dilakukan adalah membeli kroto dalam jumlah agak banyak, khususnya ketika barang baru saja tiba di kios / pasar burung. Selanjutnya, Anda bisa memilih salah satu dari 4 model pengawetan kroto berikut ini :

1. Pengawetan kroto dengan cara dikukus.

Menyimpan kroto yang terlebih dahulu dikukus bisa membuat memperpanjang daya simpan kroto selama  beberapa hari, dan dalam keadaan tidak berbau. Caranya?

 Masukkan kroto yang baru dibeli (termasuk semut rangrangnya) ke dalam kantung plastik bening. Tutup rapat-rapat kantung tersebut, dan jangan sampai kemasukan air. Siapkan air dalam panci ukuran sedang, taruh di atas kompor, lalu nyalakan kompor.
 Masukan kantung plastik berisi kroto ke dalam panci yang sudah diisi air.
    Lama pengukusan hanya sekitar 5 menit saja.
    Angkat kantung plastik, kemudian keluarkan kroto dengan cara disebarkan hingga merata dalam nyiru / tampah. Boleh juga menggunakan wadah lain, misalnya nampan.
    Jemur kroto yang sudah dikukus tadi hingga menjadi sedikit kering.
    Setelah penjemuran, kroto bisa dimasukan dalam kantong palstik bening dan ditutup rapat, lalu disimpan dalam lemari.
    Kroto bisa digunakan selama beberapa hari, dan tidak akan mudah basi atau berbau.

2. Pengawetan kroto dengan bantuan voer lembut

Voer lembut yang dicampur kroto biasa dilakukan kicaumania ketika ingin membiasakan burung bakalan / muda hutan agar mau makan voer. Ternyata cara ini juga bisa memperpanjang daya simpan kroto selama beberapa hari. Hanya saja, kroto yang sudah dicampurkan dengan voer lembut ini tetap harus disimpan dalam lemari pendingin.
3. Pengawetan kroto dengan bantuan tepung kanji

Cara ini sering digunakan para pengepul kroto agar telur semut rangrang ini lebih awet sebelum dijual. Di sini, kroto dicampur dengan tepung kanji, kemudian disimpan dalam lemari pendingin. Sebelum diberikan kepada burung, kroto harus dibersihkan dulu dengan air bersih untuk menghilangkan tepung kanji.

4. Pengawetan kroto menggunakan silicon gel

Kroto yang baru dibeli dimasukkan dalam wadah / toples kaca. Masukkan juga silicon gel ke dalam wadah tersebut, kemudian ditutup rapat dan simpan dalam lemari. Silicon gel berfungsi menurunkan kelembaban di dalam wadah, sehingga kroto bisa awet selama beberapa hari karena pertumbuhan jamur dan bakteri akan terhambat.

Sebelum dimasukkan ke dalam wadah / toples kaca, pastikan silicon gel masih dalam kondisi baik, atau tidak mengalami kerusakan / kebocoran. Selama kondisinya masih baik, silicon gel aman bagi burung. Bukankah sebagian besar wadah pakan burung berupa voer juga disertai dengan silicon gel?.

Itulah beberapa cara lain dalam mengawetkan kroto sehingga bisa memperpanjang daya simpan selama beberapa hari, terlebih di musim hujan yang kerap diwarnai dengan kelangkaan kroto di pasaran. Selain musim hujan, kroto biasanya makin sulit dijumpai di pasaran satu pekan sebelum dan sesudah lebaran.

    Apapun model pengawetan kroto, jangan memberikannya kepada burung jika kroto sudah berjamur. Warna jamur ini beragam, ada yang biru, hijau, bahkan keputihan.

    Bagaimana pun, kroto segar masih merupakan menu terbaik. Tips ini hanya digunakan dalam situasi darurat, ketika daerah Anda mengalami kelangkaan kroto.

Membuat Produksi Telur Semakin Banyak

    Dalam ternak kroto ada banyak sekali hal yang harus Anda perhatikan. Salah satu hal yang wajib Anda perhatikan jika menjalankan usaha yang satu ini adalah dari segi makanan semut kroto. Anda tidak boleh memberikan makanan sembarangan pada semut ini. Jika Anda memberikan makanan sembarangan akan membuat produksi kroto menjadi menurun. Dengan demikian Anda harus memberikan makanan yang berkualitas agar semut tersebut menghasilkan telur dengan jumlah yang banyak.
Salah satu makanan semut kroto yang berkualitas adalah gula. Memang pada dasarnya semut menyukai rasa yang manis. Dengan demikian gula adalah salah satu makanan yang paling disukai oleh semut. Hal yang harus Anda ketahui adalah makanan semut penghasil kroto memang sama dengan semut yang lain. Jika Anda memberikan gula untuk pakan semut yang Anda miliki akan membuat semut tersebut menjadi lebih sehat dan mau bertelur dengan rutin untuk menghasilkan kroto yang berkualitas. keuntungan usaha kroto
Makanan semut kroto yang lain adalah protein. Yang dimaksud dengan protein adalah bahan makanan yang banyak mengandung protein. Untuk memberikan protein kepada semut maka Anda bisa memberikan pakan berupa jangkrik, ulat hongkong ataupun tulang. Makanan yang banyak mengandung protein tersebut sangat mudah untuk Anda temukan dengan harga yang murah. Bahkan Anda bisa mendapatkan makanan tinggi protein untuk semut tersebut secara gratis.
Dengan melihat mudahnya makanan semut kroto yang Anda butuhkan untuk usaha membuat Anda pasti tertarik untuk menjalankan usaha yang satu ini. Sekarang ini belum banyak orang yang menjalankan usaha ternak kroto. Itu membuat peluang usaha ini sangat terbuka jika Anda mau untuk bekerja keras. Untuk bisa menjalankan usaha ini dengan baik maka Anda harus membeli bibit semut kroto yang berkualitas. Jika Anda ingin mendapatkan bibit yang berkualitas dengan harga yang murah Anda bisa memesannya pada kerajaankroto.blogspot.com. Anda tidak usah ragu membeli pada rajakroto, hal tersebut dikarenakan bibit semut yang ada pada tempat ini sudah pasti bisa bertelur dengan jumlah yang banyak. Selamat mencoba usaha yang menggiurkan ini.

Nutrisi Semut Rangrang

Semut rangrang pada dasarnya asupan nutrisinya sama dengan semut kebanyakan, ada 3 unsur penting yang harus tersedia supaya semut rangrang tetap hidup yaitu: air, glukosa dan protein.
Di alam bebas ketiga unsur makanan semut rangrang sangat banyak tersedia, air bisa di dapat dari air embun pada pagi hari, sungai dan sejenisnya dan air hujan, kandungan gkukosa semut rangrang banyak mendapatkan dengsn cara menghisap daun muda atau juga bunga yang banyak tersedia di alam, sedangkan protein semut rangrang mendapatkan dari cara berburu hewan seperti ulat, belalang, jangkrik, dll, meskipun semut rangrang kecil tapi mereka mampu memburu hewan lain yang besarnya 100 kali lipat dari tubuhnya dengan cara main kroyok....
Istilah memakan pada semut rangrang sesungguhnya kurang tepat karena
semut rangrang mengasup nutrisinys dengan cara mrnghisap, kadang kita melihat rombongan semut rangrang menggotong makanan ke dalam sarangnya, itu dibuat untuk cadangan makanan, makanan tersebut nantinya akan disemprot zat pengawet dari unsur feromon sehingga makanan tersebut bisa tahan sampai 1 minggu.
Setelah kita tahu unsur makanan semut rangrang di alam, bagi para peternak semut rangrang untuk memenuhi asupan nutrisi semut rangrang yang diternak bisa menggunakan air, gula sebagai sumber glukosa, ulat hongkong atau ulat kandang, ikan laut sebagai asupan protein,

Sabtu, 13 Desember 2014

Fase - fase semut rangrang

Dalam satu sarang besar di alam, semut membagi kamar dengan desain tersendiri sesuai fungsinya masing-masing. Dalam hal ini desain terpengaruh oleh kebutuhan intensitas cahaya pembentuk suhu dan juga besar kecil fentilasi udara. Pada habitat rak dengan toples pararel, fungsi tiap toples berbeda-beda menurut kebutuhan semut. Hal ini terjadi karena peletakan toples kita acak menurut semut, sehingga kita temui beberapa toples akan penuh telur, sedangkan beberapa yang lain berisi banyak semut namun sedikit telur, atau bahkan tak berisi semut sama sekali.

Larva
Dapat kita sebut ‘ndog dedak’ karena ukurannya yang masih selembut pur pakan burung, berwarna agak kuning dan cenderung basah. Larva hasil ratu terlihat kuning kehijauan dan agak kering. Larva baru terkumpul di sekitar inang sampai semut perawat memindahkan larva menyebar di dinding toples bagian atas. Pada koloni toples dengan jumlah induk serempak banyak dan jumlah perawat sedikit, larva sering terlihat menumpuk atau menggumpal. Ini menandakan bahwa produksi telur nantinya akan maksimal.


Sebagian larva nantinya akan dilumat oleh pekerja untuk dijadikan bahan sarang, yang nantinya digunakan untuk menampung pupa sampai menjadi bakalan semut yang kita sebut kroto. Pada toples baru, larva dilumat dalam jumlah besar sehingga semut tidak terlihat berkembang. Pada sarang lama, larva hanya akan diambil sebagian untuk melapisi sarang yang sudah ada. Setiap lapisan mewakili periode bertelur semut. Semakin tebal rajutan sarang berarti semakin tua pula umur koloni.
Perlu diketahui bahwa rajutan sarang semut dibentuk menyerupai labirin, dan dalam perkembangan pelapisan sarang sering labirin tersebut tertutup sehingga jalur masuk semut menjadi buntu ataupun fentilasi udara terhenti. Sedikit sisa makanan yg tertinggal dan tertutup lapisan rajutan baru membuat sarang berjamur kehitaman.
Hal ini memicu ditinggalkannya toples ( baca artikel tentang toples kosong ).

Pupa
Selanjutnya setelah 5 hari dari keluarnya larva, penyebaran sudah semakin meluas hingga dinding samping bawah toples. Pada minggu pertama jenis pupa sudah dikelompokkan oleh semut, dan pengasuhan dialihkan dari semut perawat ke semut pekerja karena memang ukuran telur sudah semakin membesar. Setelah ini terlihat kelompok kecil telur yang ukurannya tidak betambah besar, hanya sekitar 2 milimeter. Ini adalah telur yang nantinya akan jadi semut perawat. Di bagian yang lebih bawah telur berukuran lebih besar. Panjang telur sekitar 3-5 milimeter. Dalam masa ini belum dapat dipastikan bahwa ini akan menjadi kroto pekerja, karena pada periode calon ratu beberapa telur akan berkembang menjadi super besar mencapai 10-11 milimeter yang nantinya akan menjadi calon ratu, dan juga 2-3 bulan setelahnya muncul larva calon pejantan. Seukuran larva semut pekerja namun berusia lebih pendek. Jika larva pekerja terlihat morfologis tubuhnya pada usia 15 hari, maka pejantan terlihat lebih cepat. Disertai bintik calon sayap.
Pada minggu kedua diawali dengan bintik hitam di ujung larva maka bentuk telur sudah mulai mendekati lengkap. Secara morfologis tinggal menyempurnakan detail organ terutama kaki dan kepala.

Kroto
Larva umur 3 minggu sudah terlihat agak jelas bentuk semutnya, ini yang biasa kita namakan kroto. Ukuran sudah menyerupai semut dewasa, hanya karena bagian kaki dan antena masih menekuk maka terlihat lebih pendek. Peletakan kroto cenderung ke arah bagian toples yang gelap. Pada malam hari di dinding toples terlihat berjajar, namun pada siang terang kroto disembunyikan ke dalam rajutan sarang. Untuk kandang yang intensitas cahayanya sedang, kroto masih bisa terlihat sebagian di dinding toples. Pada kandang terbuka, ada baiknya kontrol telur dilakukan malam hari.
Usia kroto bertahan sampai sekitar 26 hari. Itu berarti kita punya waktu efektif panen sekitar 5 hari.

Semut
Setelah keluar sarang, semut muda berwarna lebih cerah, merah kekuningan. Setelah 12 jam, kita tak bisa lagi membedakan umur semut secara sekilas karena warna cenderung sama semua. Semut yang lebih tua berwarna lebih kusam merah tua hingga kehitaman. Pada kondisi pemberian makan yang baik semut pekerja efektif bertelur beberapa hari setelah keluar sarang hingga mati pada umur 5-8 bulan.


Periodik Telur Semut Kroto
March 2, 2014 - Bibit Kroto, Penangkaran Kroto, Photo Semut Kroto, Produk Budidaya Kroto, Trik dan Tips Budidaya Kroto - Tagged: bibit semut, Budidaya Semut Kroto, telur semut kroto   



Pembagian fungsi toples
Dalam satu sarang besar di alam, semut membagi kamar dengan desain tersendiri sesuai fungsinya masing-masing. Dalam hal ini desain terpengaruh oleh kebutuhan intensitas cahaya pembentuk suhu dan juga besar kecil fentilasi udara. Pada habitat rak dengan toples pararel, fungsi tiap toples berbeda-beda menurut kebutuhan semut. Hal ini terjadi karena peletakan toples kita acak menurut semut, sehingga kita temui beberapa toples akan penuh telur, sedangkan beberapa yang lain berisi banyak semut namun sedikit telur, atau bahkan tak berisi semut sama sekali.

Larva
Dapat kita sebut ‘ndog dedak’ karena ukurannya yang masih selembut pur pakan burung, berwarna agak kuning dan cenderung basah. Larva hasil ratu terlihat kuning kehijauan dan agak kering. Larva baru terkumpul di sekitar inang sampai semut perawat memindahkan larva menyebar di dinding toples bagian atas. Pada koloni toples dengan jumlah induk serempak banyak dan jumlah perawat sedikit, larva sering terlihat menumpuk atau menggumpal. Ini menandakan bahwa produksi telur nantinya akan maksimal.


Sebagian larva nantinya akan dilumat oleh pekerja untuk dijadikan bahan sarang, yang nantinya digunakan untuk menampung pupa sampai menjadi bakalan semut yang kita sebut kroto. Pada toples baru, larva dilumat dalam jumlah besar sehingga semut tidak terlihat berkembang. Pada sarang lama, larva hanya akan diambil sebagian untuk melapisi sarang yang sudah ada. Setiap lapisan mewakili periode bertelur semut. Semakin tebal rajutan sarang berarti semakin tua pula umur koloni.
Perlu diketahui bahwa rajutan sarang semut dibentuk menyerupai labirin, dan dalam perkembangan pelapisan sarang sering labirin tersebut tertutup sehingga jalur masuk semut menjadi buntu ataupun fentilasi udara terhenti. Sedikit sisa makanan yg tertinggal dan tertutup lapisan rajutan baru membuat sarang berjamur kehitaman.
Hal ini memicu ditinggalkannya toples ( baca artikel tentang toples kosong ).

Pupa
Selanjutnya setelah 5 hari dari keluarnya larva, penyebaran sudah semakin meluas hingga dinding samping bawah toples. Pada minggu pertama jenis pupa sudah dikelompokkan oleh semut, dan pengasuhan dialihkan dari semut perawat ke semut pekerja karena memang ukuran telur sudah semakin membesar. Setelah ini terlihat kelompok kecil telur yang ukurannya tidak betambah besar, hanya sekitar 2 milimeter. Ini adalah telur yang nantinya akan jadi semut perawat. Di bagian yang lebih bawah telur berukuran lebih besar. Panjang telur sekitar 3-5 milimeter. Dalam masa ini belum dapat dipastikan bahwa ini akan menjadi kroto pekerja, karena pada periode calon ratu beberapa telur akan berkembang menjadi super besar mencapai 10-11 milimeter yang nantinya akan menjadi calon ratu, dan juga 2-3 bulan setelahnya muncul larva calon pejantan. Seukuran larva semut pekerja namun berusia lebih pendek. Jika larva pekerja terlihat morfologis tubuhnya pada usia 15 hari, maka pejantan terlihat lebih cepat. Disertai bintik calon sayap.
Pada minggu kedua diawali dengan bintik hitam di ujung larva maka bentuk telur sudah mulai mendekati lengkap. Secara morfologis tinggal menyempurnakan detail organ terutama kaki dan kepala.

Kroto
Larva umur 3 minggu sudah terlihat agak jelas bentuk semutnya, ini yang biasa kita namakan kroto. Ukuran sudah menyerupai semut dewasa, hanya karena bagian kaki dan antena masih menekuk maka terlihat lebih pendek. Peletakan kroto cenderung ke arah bagian toples yang gelap. Pada malam hari di dinding toples terlihat berjajar, namun pada siang terang kroto disembunyikan ke dalam rajutan sarang. Untuk kandang yang intensitas cahayanya sedang, kroto masih bisa terlihat sebagian di dinding toples. Pada kandang terbuka, ada baiknya kontrol telur dilakukan malam hari.
Usia kroto bertahan sampai sekitar 26 hari. Itu berarti kita punya waktu efektif panen sekitar 5 hari.

Semut
Setelah keluar sarang, semut muda berwarna lebih cerah, merah kekuningan. Setelah 12 jam, kita tak bisa lagi membedakan umur semut secara sekilas karena warna cenderung sama semua. Semut yang lebih tua berwarna lebih kusam merah tua hingga kehitaman. Pada kondisi pemberian makan yang baik semut pekerja efektif bertelur beberapa hari setelah keluar sarang hingga mati pada umur 5-8 bulan.

Perlu dicatat bahwa periodik semut kroto bertelur tidaklah bersamaan, karena ketika sebagian semut sudah siap bertelur sebagian yang lain masih sibuk berburu, menyiapkan sarang ataupun mengurus ratu/telur yang sudah ada. Setiap harinya kita bisa mendapatkan toples kita berisi kroto siap panen, namun dengan jumlah yang berbeda. Periode besar telur semut kroto terjadi 17 hari sekali. Diselingi dengan periodik menengah 5 harian serta periodik kecil harian. Itu berarti panen bisa kita lakukan kapanpun, namun untuk mendapatkan hasil maksimal kita lakukan setiap 17 hari sekali dalam satu habitat koloni rak. Periodik ini pun tidak akan bersamaan pada rak pararel. Awal periodik telur semut kroto bisa kita atur disesuaikan dengan jangka hitungan panen, karena otomatis antara 3 – 36 jam setelah perusakan sarang adalah awal periodik berikutnya, terhitung sejak sarang jadi dan mulai ditempati untuk meletakkan telur baru.

Karena periodik telur semut kroto sangat tergantung dengan masa pembuatan sarang, maka desain media dan suhu ruangan kandang sangat berpengaruh pada produktifitas telur. Desain yang besekat lebih sempit memungkinkan semut membuat sarang lebih cepat. Suhu yang lebih dingin juga lebih baik karena dalam keadaan terintimidasi panas semut cenderung membuat sarang dengan fentilasi lebar dan otomatis tidak menampung banyak ruang tetasan serta pembuatannya lebih lama karena konsentrasi semut terpecah dengan hiruk pikuk koloni yang menyebar.

Selasa, 09 Desember 2014

Tips agar kroto cepat membuat sarang

Dalam budidaya kroto pertambahan populasi adalah sangat penting,mau tau caranya biar kroto cepat membuat sarang?berikut saya buka rahasianya....

Gula batu dan gula merah menurut pengalaman saya terbukti merangsang pembentukan sarang. Ceritanya, suatu saat, saya menaruh toples kosong yang sudah dibolongi di dekat toples yang berisi koloni semut kroto yang sudah penuh. Pikir saya, semut akan segera masuk dan membuat sarang baru dengan cepat. Seminggu saya perhatikan dan saya tunggu dan saya lihat perkembangannya. Rupanya, semut hanya berputar-putar di di dalam toples. Ia enggan segera membuat sarang. Di saat seperti itulah terbersit dalam fikiran saya, "kalau dikasih gula batu bagaimana ya responsnya?" bathin saya.

Nah, akhirnya saya pun membeli gula batu dan menaruhnya di luar toples koloni semut kroto dengan posisi yang cukup dekat. Apa yang terjadi? tidak kurang dari tiga hari, rupanya semut membuat sarang keputih-putihan di luar toplesnya. Alhasil, saya pun sedikit terkejut dan penasaran.

Akhirnya, dari kasus tersebut, saya pun menemukan ilmu bahwa gula batu merangsang pembentukan sarang. Lalu tak lama kemudian, saya pun membuat percobaan dengan memasukkan gula batu ke dalam sarang semut kroto. Selang dua hari setelah melakukan percobaan itu, saya melihat perkembangan yang menggembirakan. Rupanya sesuai dugaan saya, dengan gula batu itu semut kroto rupanya cepat membuat sarang. Bibit kroto di kandang peternakan saya pun semakin berkembang dan cepat.

salam sukses

Toples Ditinggalkan Semut Kroto.

Apakah toples anda ditinggalkan semut kroto?
berikut adalah tipsnya :
1.Apabila  toples yang ditinggalkan koloni semut rupanya masih ada sarangnya, maka yang dilakukan adalah seperti berikut ini. Pertama, ambil dan pindahkan toples yang ditinggalkan koloni semut ini ke posisi agak tepi di kandang anda. Saya sarankan letakkan toples kosong yang tinggal sarang tadi di tepi kandang yang sebelah atas(lantai atas). Letakkan toples kosong tadi di jalur semut yang ramai (umumnya di tepi atau pinggir). biarkan dan tunggu beberapa hari, biasanya semut koloni akan mulai masuk dan merekapun memperbaiki sarang sembari bertelur.

2.Apabila toples semut kosong tak bersisa, maka solusinya adalah dengan mencuci bersih dengan air biasa, lalu setelah kering, kembalikan ke kandang anda. Pilih dan letakkan toples kosong tadi di tepi lantai bagian atas. Dan sekali lagi, ingat, bahwa semut koloni lebih cepat berkembang di pinggir rak daripada yang dalam atau tengah-tengah rak.

3.Untuk menangani toples kosong adalah dengan memberi air gula di dalam toples kosong tersebut. Lalu, letakkan di jalur yang “ramai” dilewati semut dan ini biasanya di tepi atau pinggir rak.
Demikian sedikit tips menangani toples kosong yang semula berisi semut koloni. Semoga bermanfaat.

" Jika toples anda kosong karena ditinggalkan semut koloni, solusinya pindahkan ke tepi "

Senin, 08 Desember 2014

analisa usaha kroto


Biaya investasi
  • Rak susun empat 5 buah : Rp 200.000 x 5     : Rp.  1.000.000
  • Bibit semut 600 toples      : Rp 50.000 x 600 : Rp 30.000.000
  • Peralatan                                                       : Rp      500.000
  •                                                          Total     : Rp 31.500.000    
 Biaya Operasional
  •  Pakan 30 hari  : Rp 200.000 
  •  Listrik & air     : Rp 150.000 
  •  Gaji pegawai    : Rp 600.000 
  •              Total    : Rp 950.000
Biaya penyusutan 1 bulan 5% dari investasi

  • Rak kayu 4 susun : Rp      50.000
  • Harga beli bibiit    : Rp 1.500.000
  • Peralatan              : Rp      25.000
  •                     Total : Rp 1.575.000  
Total biaya operasional & penyusutan : Rp 2.525.000
Pendapatan 1 bulan 30kg x 150.000  : Rp 4.500.000
Keuntungan 1 bulan                           : Rp 1.975.000

BEBERAPA METODE TERNAK SEMUT RANGRANG

Dalam Berternak semut rangrang ada beberapa metode,namun sebagian besar pensuplay Kroto masih menggunakan metode lama (tradisional) adapun metode-metode itu adalah :

1. Metode tradisional

Dalam metode ini hampir tidak ada campur tangan manusia secara langsung. Semut dibiarkan berkembang biak sendiri dan manusia hanya mengambil hasilnya. Contohnya; yang sekarang banyak dilakukan oleh pemetik kroto. Dia hanya mencari pohon yang ada sarang semutnya dan mengambil kroto yang ada. Kadang dapat banyak tetapi sering hanya mendapat sedikit hasil per sarang semut rangrang. Jika sarang sudah diambil maka dia harus mencari sarang yang baru agar memperoleh kroto lagi.

Kelebihannya:

Tidak perlu repot-repot mengurusinya
Tanpa perlu memberi makan
Tempat sudah tersedia di alam

Kekurangannya:

Hasil tak dapat diprediksi/perkirakan sebelumnya
Masih terpengaruh oleh kondisi cuaca alam
Sulit untuk berkembang biak
masih Harus mencari ke Hutan hutan

2. Metode Semi Tradisionil

Didalam metode ini sudah ada campur tangan manusia. Tetapi hanya sedikit, karena hampir sebagian besar masih menggantungkan alam untuk kelestarian dari semut rangrang. Biasanya yang menggunakan metode ini adalah para pekebun yang memanfaatkan semut untuk menjaga pohonnya agar tidak diserang hama tanaman. Pekebun memberi jalan agar semut pindah dan berkembang ditempat yang baru atau yang diinginkan pekebun. Selain itu pekebun juga memberi makan semut dengan sisa-sisa dapur. Dengan metode ini hasil sudah bisa diperkirakan dan lebih banyak dari metode tradisionil.

Kelebihannya:

Tempat sudah tersedia di alam
Mengurusnya hanya sambilan

Kekurangannya:

Masih terpengaruh oleh kondisi cuaca alam
Sulit untuk berkembang biak
Memerlukan waktu yang cukup lama agar berhasil
Memerlukan Perhatian Khusus Agar Terhindar dari Predator liar

3. Metode Modern

Didalam metode ternak semut rangrang modern hampir tidak ada campur tangan dari alam. Semut hampir 100% tergantung kepada Peternak dalam hal memperoleh tempat tinggal,makanan Dan Asupan Nutrisi. Bahkan semut beranak pinak sampai turun temurun, belum pernah melihat pohon. Contoh metode ini adalah ternak semut rangrang menggunakan Metode yang Dikembangkan  Kroto Research Institute Budidaya Semut Rangrang mengunakan metode modern.

Kelebihannya:

Tidak memerlukan kebun
Tidak Memerlukan Tempat Luas
Modal Kecil
Biaya Perawatan Kecil
Hasil sudah bisa di prediksi
Masa Panen Bisa Di atur 2 minggu bisa 1 bulan bisa
Tidak tergantung dengan kondisi cuaca / alam
Semut sudah di lokalisasi sehingga tidak pergi kemana-mana
Mudah cara pengelolaannya dan Hasil Panen kroto bersih
Menghasilkan Kroto Kwalitas Super

Macam-macam Media beserta kelebihan dan kekurangan :
Bambu

KELEBIHAN :

    Bahan Media Mudah didapat
    Biaya Pembuatan media kecil

    KEKURANGAN :

    Koloni Lama dalam beradaptasi
    Koloni Lama dalam perkembangbiakan
    Koloni lama dalam perpindahan ke media yang lain
    hasil telur kroto kecil-kecil

Budidaya-kroto-tanpa-pohon

Botol Aqua

             KELEBIHAN :

    Bahan Media Mudah Didapat
    Biaya Pembuatan media Kecil
    Bisa mengunakan Botol Bekas

   KEKURANGAN :

    Berpotensi Koloni Bersarang Diluar media
    Cara Pemanenan Sulit
    Sekali Panen harus Pembibitan dari awal
    Koloni akan sulit dibudidaya lagi setelah satu kali pemanenan
    Hasil Produksi Telur Tidak maksimal
    hanya sekali panen
    Media sering berpindah-pindah ( Ringan )
    Koloni suka berpindah-pindah media

Cara-budidaya-kroto1

Toples

KELEBIHAN :

    Bisa mengamati Perkembangan koloni setiap saat
    Pembuatan Media Bisa mengunakan bahan bekas
    Biaya pembuatan media kecil

KEKURANGAN :

    Koloni lama dalam perkembangbiakan
    koloni lama dalam pembuatan sarang
    Pelaksanaan panen dan paska panen sangat Sulit
    Hanya Sekali panen harus melakukan pembibitan dari awal
    Masa budidaya yang lama berakibat kerugian biaya produksi dan waktu
    Memerlukan tempat yang luas

Media Sarang

Bagi peternak pemula informasi tentang Penentuan media sebagai sarana koloni Semut rangrang membuat sarang Dan berkembangbiak sangatlah penting,Demi Untuk mendapatkan Hasil Panen Kroto yang optimal Pemilihan  media Mutlak menjadi syarat utama dalam berbudidaya semut rangrang penghasil kroto ,media yang tepat dan sesuai dengan Karakteristik Semut rangrang, Petani harus memiliki pemahaman mengenai media yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya.disini penulis hanya focus pada budidaya semut rangrang mengunakan pipa pvc ( paralon ) karena berdasarkan pengalaman penulis selama beberapa tahun berbudidaya semut rangrang penghasil kroto media yang paling tepat dan efektif adalah paralon.

    Untuk proses penebaran Bibit mengunakan media PVC ( Paralon ) petani tidak perlu repot-repot  melakukan penangganan yang berlebihan,seperti jika mengunakan stoples harus menutup dulu lobang yang dibuat mengunakan solder untuk tujuan akses keluar masuk koloni dengan mengunakan lakban,dan menunggu beberapa jam agar koloni beradaptasi dengan media.tetapi jika mengunakan pipa pvc ( paralon ) petani hanya tinggal menata pipa-pipa yang sudah dipotong tadi ke flock/ rak dan bibit langsung ditebar diatas rak.
    Hasil produksi telur kroto yang dihasilkan mengunakan pvc lebih banyak dan lebih padat,jika dibandingkan mengunakan media lain.
    Koloni sangat betah dan merasa nyaman sehingga Perkembang biakan koloni sangat cepat dikarekan media berwarna gelap,
    Koloni jarang berpindah sarang/media sehingga hasil produksi telur optimal
    Pasca panen media sanggat mudah untuk dibersihkan
    Media bisa bertahan lama dan tidak akan rusak dalam kurun waktu 5-10 tahun masa budidaya.
    Media mempunyai berat yang standar sehinga media tidak akan bergeser atau berpindah disaat koloni sudah penuh .
    Dalam masa pemanenan media mengunakan pipa pvc sangat mudah dan meminimalisasi kematian koloni pasca panen.
    Media Sarang mengunakan pvc ( Paralon ) membuat sarang memiliki intensitas cahaya yang konstan yang disukai semut-Semut produktif intensitas cahaya dalam sarang berkisar 0,01-0,06 lm/m2 .sehinga hasil produksi kroto bisa maksimal.

Jumat, 05 Desember 2014

Penyebab semut kroto lambat berkembang

   Tak semudah membalik tangan mungkin itu adalah ungkapan yang paling tepat untuk budidaya kroto, karna memang banyak sekali kendala dalam usaha ini, berikut adalah penyebab semut lambat berkembang :

1.Suhu ruangan yang terlalu panas.
2.Kandang yang terkena bahan kimia
3.Makanan dan minuman tidak terjamin, baik kualitas maupun kuantitasnya
4.Suplemen makan kurang atau bahkan tidak ada sama sekali
5.Lingkungan yang terlalu ramai dan bising
  Itulah beberapa faktor yang menyebabkan semut lambat berkembang maka dari itu harus kita atasi permasalahan ini agar produksi kroto kita stabil dan meningkat.

Selasa, 02 Desember 2014

Budidaya Kroto Potensinya Masih Luas

  Kroto sudah tidak asing lagi dimasyarakat terutama untuk burung kicauan dan peternak ikan, kroto adalah makan yang sangat disuka burung berkicau dan bisa kita dapatkan dipasar yg menjual pakan burung.

  Selama ini kroto dipasaran didapat dari hasil tangkapan para pencari kroto berburu kroto sampai pelosok desa, dipohon kroto bersarang, rata - rata para pemburu bisa menghasilkan 150 ribu sampai 250 ribu per hari, untuk saat ini ketersediaan kroto di alam sudah mulai langka, maka dari itu muncullah gagasan untuk membudidayakan semut merah ini, dengan harga 150 ribu - 250 ribu per kg
 kroto memiliki potensi yang cukup tinggi, dijogja sudah banyak yg menjalankan budidaya ini, dan banyak yang berhasil, mari kita pelajari dulu seluk beluk budidaya ini, siapa tahu budidaya ini akan menjadi ladang penghasilan kita kedepan.

Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya kroto

Berikut adalah hal - hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya kroto
1.Sinar matahari langsung berdampak buruk pada semut, kepanasan dapat mengakibatkan stres.

2.Udara, air, suara sangatlah berpengaruh terhadap produksi kroto, maka dari itu perlu kita perhatikan kwalitas udara, air dan suara disekitar kandang kroto, jangan sampai tercemar.satu hal lagi, sangatlah dilarang merokok diarea kroto sama halnya bahaya seperti dipom bensin no smoking he he...

3.Intensitas cahaya dalam kandang kroto, haruslah redup, tidaklah bagus cahaya yang terlalu terang