Dalam Berternak semut rangrang ada beberapa metode,namun sebagian besar pensuplay Kroto masih menggunakan metode lama (tradisional) adapun metode-metode itu adalah :
1. Metode tradisional
Dalam metode ini hampir tidak ada campur tangan manusia secara langsung. Semut dibiarkan berkembang biak sendiri dan manusia hanya mengambil hasilnya. Contohnya; yang sekarang banyak dilakukan oleh pemetik kroto. Dia hanya mencari pohon yang ada sarang semutnya dan mengambil kroto yang ada. Kadang dapat banyak tetapi sering hanya mendapat sedikit hasil per sarang semut rangrang. Jika sarang sudah diambil maka dia harus mencari sarang yang baru agar memperoleh kroto lagi.
Kelebihannya:
Tidak perlu repot-repot mengurusinya
Tanpa perlu memberi makan
Tempat sudah tersedia di alam
Kekurangannya:
Hasil tak dapat diprediksi/perkirakan sebelumnya
Masih terpengaruh oleh kondisi cuaca alam
Sulit untuk berkembang biak
masih Harus mencari ke Hutan hutan
2. Metode Semi Tradisionil
Didalam metode ini sudah ada campur tangan manusia. Tetapi hanya sedikit, karena hampir sebagian besar masih menggantungkan alam untuk kelestarian dari semut rangrang. Biasanya yang menggunakan metode ini adalah para pekebun yang memanfaatkan semut untuk menjaga pohonnya agar tidak diserang hama tanaman. Pekebun memberi jalan agar semut pindah dan berkembang ditempat yang baru atau yang diinginkan pekebun. Selain itu pekebun juga memberi makan semut dengan sisa-sisa dapur. Dengan metode ini hasil sudah bisa diperkirakan dan lebih banyak dari metode tradisionil.
Kelebihannya:
Tempat sudah tersedia di alam
Mengurusnya hanya sambilan
Kekurangannya:
Masih terpengaruh oleh kondisi cuaca alam
Sulit untuk berkembang biak
Memerlukan waktu yang cukup lama agar berhasil
Memerlukan Perhatian Khusus Agar Terhindar dari Predator liar
3. Metode Modern
Didalam metode ternak semut rangrang modern hampir tidak ada campur tangan dari alam. Semut hampir 100% tergantung kepada Peternak dalam hal memperoleh tempat tinggal,makanan Dan Asupan Nutrisi. Bahkan semut beranak pinak sampai turun temurun, belum pernah melihat pohon. Contoh metode ini adalah ternak semut rangrang menggunakan Metode yang Dikembangkan Kroto Research Institute Budidaya Semut Rangrang mengunakan metode modern.
Kelebihannya:
Tidak memerlukan kebun
Tidak Memerlukan Tempat Luas
Modal Kecil
Biaya Perawatan Kecil
Hasil sudah bisa di prediksi
Masa Panen Bisa Di atur 2 minggu bisa 1 bulan bisa
Tidak tergantung dengan kondisi cuaca / alam
Semut sudah di lokalisasi sehingga tidak pergi kemana-mana
Mudah cara pengelolaannya dan Hasil Panen kroto bersih
Menghasilkan Kroto Kwalitas Super
Macam-macam Media beserta kelebihan dan kekurangan :
Bambu
KELEBIHAN :
Bahan Media Mudah didapat
Biaya Pembuatan media kecil
KEKURANGAN :
Koloni Lama dalam beradaptasi
Koloni Lama dalam perkembangbiakan
Koloni lama dalam perpindahan ke media yang lain
hasil telur kroto kecil-kecil
Budidaya-kroto-tanpa-pohon
Botol Aqua
KELEBIHAN :
Bahan Media Mudah Didapat
Biaya Pembuatan media Kecil
Bisa mengunakan Botol Bekas
KEKURANGAN :
Berpotensi Koloni Bersarang Diluar media
Cara Pemanenan Sulit
Sekali Panen harus Pembibitan dari awal
Koloni akan sulit dibudidaya lagi setelah satu kali pemanenan
Hasil Produksi Telur Tidak maksimal
hanya sekali panen
Media sering berpindah-pindah ( Ringan )
Koloni suka berpindah-pindah media
Cara-budidaya-kroto1
Toples
KELEBIHAN :
Bisa mengamati Perkembangan koloni setiap saat
Pembuatan Media Bisa mengunakan bahan bekas
Biaya pembuatan media kecil
KEKURANGAN :
Koloni lama dalam perkembangbiakan
koloni lama dalam pembuatan sarang
Pelaksanaan panen dan paska panen sangat Sulit
Hanya Sekali panen harus melakukan pembibitan dari awal
Masa budidaya yang lama berakibat kerugian biaya produksi dan waktu
Memerlukan tempat yang luas
Media Sarang
Bagi peternak pemula informasi tentang Penentuan media sebagai sarana koloni Semut rangrang membuat sarang Dan berkembangbiak sangatlah penting,Demi Untuk mendapatkan Hasil Panen Kroto yang optimal Pemilihan media Mutlak menjadi syarat utama dalam berbudidaya semut rangrang penghasil kroto ,media yang tepat dan sesuai dengan Karakteristik Semut rangrang, Petani harus memiliki pemahaman mengenai media yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya.disini penulis hanya focus pada budidaya semut rangrang mengunakan pipa pvc ( paralon ) karena berdasarkan pengalaman penulis selama beberapa tahun berbudidaya semut rangrang penghasil kroto media yang paling tepat dan efektif adalah paralon.
Untuk proses penebaran Bibit mengunakan media PVC ( Paralon ) petani tidak perlu repot-repot melakukan penangganan yang berlebihan,seperti jika mengunakan stoples harus menutup dulu lobang yang dibuat mengunakan solder untuk tujuan akses keluar masuk koloni dengan mengunakan lakban,dan menunggu beberapa jam agar koloni beradaptasi dengan media.tetapi jika mengunakan pipa pvc ( paralon ) petani hanya tinggal menata pipa-pipa yang sudah dipotong tadi ke flock/ rak dan bibit langsung ditebar diatas rak.
Hasil produksi telur kroto yang dihasilkan mengunakan pvc lebih banyak dan lebih padat,jika dibandingkan mengunakan media lain.
Koloni sangat betah dan merasa nyaman sehingga Perkembang biakan koloni sangat cepat dikarekan media berwarna gelap,
Koloni jarang berpindah sarang/media sehingga hasil produksi telur optimal
Pasca panen media sanggat mudah untuk dibersihkan
Media bisa bertahan lama dan tidak akan rusak dalam kurun waktu 5-10 tahun masa budidaya.
Media mempunyai berat yang standar sehinga media tidak akan bergeser atau berpindah disaat koloni sudah penuh .
Dalam masa pemanenan media mengunakan pipa pvc sangat mudah dan meminimalisasi kematian koloni pasca panen.
Media Sarang mengunakan pvc ( Paralon ) membuat sarang memiliki intensitas cahaya yang konstan yang disukai semut-Semut produktif intensitas cahaya dalam sarang berkisar 0,01-0,06 lm/m2 .sehinga hasil produksi kroto bisa maksimal.
1. Metode tradisional
Dalam metode ini hampir tidak ada campur tangan manusia secara langsung. Semut dibiarkan berkembang biak sendiri dan manusia hanya mengambil hasilnya. Contohnya; yang sekarang banyak dilakukan oleh pemetik kroto. Dia hanya mencari pohon yang ada sarang semutnya dan mengambil kroto yang ada. Kadang dapat banyak tetapi sering hanya mendapat sedikit hasil per sarang semut rangrang. Jika sarang sudah diambil maka dia harus mencari sarang yang baru agar memperoleh kroto lagi.
Kelebihannya:
Tidak perlu repot-repot mengurusinya
Tanpa perlu memberi makan
Tempat sudah tersedia di alam
Kekurangannya:
Hasil tak dapat diprediksi/perkirakan sebelumnya
Masih terpengaruh oleh kondisi cuaca alam
Sulit untuk berkembang biak
masih Harus mencari ke Hutan hutan
2. Metode Semi Tradisionil
Didalam metode ini sudah ada campur tangan manusia. Tetapi hanya sedikit, karena hampir sebagian besar masih menggantungkan alam untuk kelestarian dari semut rangrang. Biasanya yang menggunakan metode ini adalah para pekebun yang memanfaatkan semut untuk menjaga pohonnya agar tidak diserang hama tanaman. Pekebun memberi jalan agar semut pindah dan berkembang ditempat yang baru atau yang diinginkan pekebun. Selain itu pekebun juga memberi makan semut dengan sisa-sisa dapur. Dengan metode ini hasil sudah bisa diperkirakan dan lebih banyak dari metode tradisionil.
Kelebihannya:
Tempat sudah tersedia di alam
Mengurusnya hanya sambilan
Kekurangannya:
Masih terpengaruh oleh kondisi cuaca alam
Sulit untuk berkembang biak
Memerlukan waktu yang cukup lama agar berhasil
Memerlukan Perhatian Khusus Agar Terhindar dari Predator liar
3. Metode Modern
Didalam metode ternak semut rangrang modern hampir tidak ada campur tangan dari alam. Semut hampir 100% tergantung kepada Peternak dalam hal memperoleh tempat tinggal,makanan Dan Asupan Nutrisi. Bahkan semut beranak pinak sampai turun temurun, belum pernah melihat pohon. Contoh metode ini adalah ternak semut rangrang menggunakan Metode yang Dikembangkan Kroto Research Institute Budidaya Semut Rangrang mengunakan metode modern.
Kelebihannya:
Tidak memerlukan kebun
Tidak Memerlukan Tempat Luas
Modal Kecil
Biaya Perawatan Kecil
Hasil sudah bisa di prediksi
Masa Panen Bisa Di atur 2 minggu bisa 1 bulan bisa
Tidak tergantung dengan kondisi cuaca / alam
Semut sudah di lokalisasi sehingga tidak pergi kemana-mana
Mudah cara pengelolaannya dan Hasil Panen kroto bersih
Menghasilkan Kroto Kwalitas Super
Macam-macam Media beserta kelebihan dan kekurangan :
Bambu
KELEBIHAN :
Bahan Media Mudah didapat
Biaya Pembuatan media kecil
KEKURANGAN :
Koloni Lama dalam beradaptasi
Koloni Lama dalam perkembangbiakan
Koloni lama dalam perpindahan ke media yang lain
hasil telur kroto kecil-kecil
Budidaya-kroto-tanpa-pohon
Botol Aqua
KELEBIHAN :
Bahan Media Mudah Didapat
Biaya Pembuatan media Kecil
Bisa mengunakan Botol Bekas
KEKURANGAN :
Berpotensi Koloni Bersarang Diluar media
Cara Pemanenan Sulit
Sekali Panen harus Pembibitan dari awal
Koloni akan sulit dibudidaya lagi setelah satu kali pemanenan
Hasil Produksi Telur Tidak maksimal
hanya sekali panen
Media sering berpindah-pindah ( Ringan )
Koloni suka berpindah-pindah media
Cara-budidaya-kroto1
Toples
KELEBIHAN :
Bisa mengamati Perkembangan koloni setiap saat
Pembuatan Media Bisa mengunakan bahan bekas
Biaya pembuatan media kecil
KEKURANGAN :
Koloni lama dalam perkembangbiakan
koloni lama dalam pembuatan sarang
Pelaksanaan panen dan paska panen sangat Sulit
Hanya Sekali panen harus melakukan pembibitan dari awal
Masa budidaya yang lama berakibat kerugian biaya produksi dan waktu
Memerlukan tempat yang luas
Media Sarang
Bagi peternak pemula informasi tentang Penentuan media sebagai sarana koloni Semut rangrang membuat sarang Dan berkembangbiak sangatlah penting,Demi Untuk mendapatkan Hasil Panen Kroto yang optimal Pemilihan media Mutlak menjadi syarat utama dalam berbudidaya semut rangrang penghasil kroto ,media yang tepat dan sesuai dengan Karakteristik Semut rangrang, Petani harus memiliki pemahaman mengenai media yang mungkin berbeda-beda dari setiap jenisnya.disini penulis hanya focus pada budidaya semut rangrang mengunakan pipa pvc ( paralon ) karena berdasarkan pengalaman penulis selama beberapa tahun berbudidaya semut rangrang penghasil kroto media yang paling tepat dan efektif adalah paralon.
Untuk proses penebaran Bibit mengunakan media PVC ( Paralon ) petani tidak perlu repot-repot melakukan penangganan yang berlebihan,seperti jika mengunakan stoples harus menutup dulu lobang yang dibuat mengunakan solder untuk tujuan akses keluar masuk koloni dengan mengunakan lakban,dan menunggu beberapa jam agar koloni beradaptasi dengan media.tetapi jika mengunakan pipa pvc ( paralon ) petani hanya tinggal menata pipa-pipa yang sudah dipotong tadi ke flock/ rak dan bibit langsung ditebar diatas rak.
Hasil produksi telur kroto yang dihasilkan mengunakan pvc lebih banyak dan lebih padat,jika dibandingkan mengunakan media lain.
Koloni sangat betah dan merasa nyaman sehingga Perkembang biakan koloni sangat cepat dikarekan media berwarna gelap,
Koloni jarang berpindah sarang/media sehingga hasil produksi telur optimal
Pasca panen media sanggat mudah untuk dibersihkan
Media bisa bertahan lama dan tidak akan rusak dalam kurun waktu 5-10 tahun masa budidaya.
Media mempunyai berat yang standar sehinga media tidak akan bergeser atau berpindah disaat koloni sudah penuh .
Dalam masa pemanenan media mengunakan pipa pvc sangat mudah dan meminimalisasi kematian koloni pasca panen.
Media Sarang mengunakan pvc ( Paralon ) membuat sarang memiliki intensitas cahaya yang konstan yang disukai semut-Semut produktif intensitas cahaya dalam sarang berkisar 0,01-0,06 lm/m2 .sehinga hasil produksi kroto bisa maksimal.